Jumat, 29 Februari 2008

DPR :DEWAN PEMBUNUH RAKYAT

(M.Gagah P., Dept.Kebijakan Publik KAMMI Komisariat IPB)

KONYOL. Kiranya kata itulah yang cukup tepat mewakili wakil rakyat di DPR. Coba amati saja ketika mereka bersidang, banyak tingkah aneh yang dapat kita lihat. Mulai dari tidur,ngobrol antar anggota,smsan,hingga melamun. Padahal mereka hadir disana sebagai pemegang amanah tertinggi atas kesejahteraan,kehidupan kebangsaan,serta nasib sekian juta warga Indonesia.

Tapi anehnya mereka masih menganggap kerja-kerja mereka sudah optimal sampai mereka berani meminta tunjangan yang lebih besar dengan alasan untuk kepentingan rakyat.Bagaimana mungkin anggota dewan yang sangat dipercayai oleh rakyat tega meminta tunjangan dinas yang lebih besar,diantaranya rumah dinas yang baru,tunjangan dinas,serta kendaraan mewah yang menghiasi gedung DPR bagaikan showroom mobil.Coba kita lihat data berikut,yaitu tunjangan-tunjangan ”kenikmatan” yang diambil dari keringat warganya :

Fasilitas anggota DPR RI, 2004-2009:

A. Gaji pokok dan tunjangan
1. Rp 4.200.000/bulan
2. tunjangan
a. Jabatan Rp 9.700.000/ bulan
b. Uang paket Rp 2000.000/bulan
c. Beras Rp 30.090/jiwa/bulan
d. Keluarga:
suami/istri (10% X Gaji pokok Rp 420.000/bln)
anak (25 X Gaji pokok Rp 84.000/jiwa/bulan)
e. Khusus pph, pasal 21 Rp 2.699.813

B.penerimaan lain-lain
1. Tunjangan kehormatan Rp 3.720.000/bulan
2. Komunikasi intensif Rp 4.140.000/bulan
3. Bantuan langganan listrik dan telepon Rp 4.000.000
4. Pansus Rp 2.000.000/undang-undang per paket
5. Asisten anggota (1 orang Rp 2.250.000/bulan)
6. Fasilitas kredit mobil Rp 70.000.000/orang/per periode

C.Biaya perjalanan
1. Piket pulang pergi sesuai daerah tujuan masing-masing
2. Uang harian:
a. Daerah tingkat I Rp 500.000/hari
b. Derah tingkat II Rp 400.000/hari
3. Uang representasi:
a. Daerah Tingkat I Rp 400.000
b. Daerah Tingkat II Rp 300.000
(keterangan: lamanya perjalanan sesuai program kerja, dan sebanyak-banyaknya 7 hari untuk kunjungan kerja per orangan, dan 5 hari untuk kunjungan kerja tim komisi/gabungan komisi)

D. Rumah jabatan
1. Anggaran pemeliharaan
- RJA Kalibata, Jakarta Selatan Rp 3.000.000/rumah/tahun
- RJA Ulujami, Jakarta Barat Rp 5.000.000/rumah/tahun
2. Perlengkapan rumah lengkap

E. Perawatan kesehatan uang duka dan biaya pemakaman
1. Biaya pengobatan (oleh PT Askes)
- Anggota DPR, suamiak kandung/istri dan atau anak angkat dari anggota
yang bersangkutan.
- Jangkauan pelayanan nasional:
> Di provider diseluruh Indonesia yang ditunjuk termasuk provider ekslusif untuk rawat jalan dan rawat inap.

2. Uang duka : -wafat (3 bulan X gaji)
-tewas (6 bulan x gaji)
3. Biaya pemakaman Rp 1.050.000/orang

F. Pensiunan
1. Uang pensiun (60% x gaji poko) Rp 2.520.000/bulan
2. Tunjangan beras

Anggota DPR sebagai Anggota Komisi atau Badan:

Gaji pokok Rp 4.200.000

Tunjangan jabatan Rp 9.700.000

Uang paket Rp 2.000.000

Tunjangan kehormatan Rp 3.720.000

Komunikasi Intensif Rp 4.410.000

Bantuan listrik Rp 4.000.000

Total Rp 27.760.000.

Maka akan didapatkan kurang lebih hampir Rp.140.000.000 tunjangan yang mereka dapatkan

Padahal banyak sekolah-sekolah reot yang sudah tidak layak pakai tetap digunakan sebagai sarana pendidikan karena kurangnya pendanaan di bidang pendidikan. Mulai dari reformasi digelar sepuluh tahun yang lalu perjuangan untuk mendapatkan alokasi dana pendidikan sebesar 20% hingga saat ini pun belum juga goal. Belum lagi kemiskinan yang terjadi di perbatasan-perbatasan negara yang membuat warga Entikong,Kalimantan tega menjual harga diri kebangsaannya untuk dapat melanjutkan nafas hidupnya. Pengangguran yang menjurus pada meningkatnya kriminalitas,kasus TKW yang menyesakkan sampai terasa bahwa habislah harga diri bangsa ini.

Lalu pernahkah kita sedikit berimajinasi indah,bagaimana jika uang-uang itu digunakan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan?betapa itu akan sangat membantu dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang diawali oleh kecerdasan warga negaranya. Bagaimana jika uang-uang itu digunakan untuk upaya-upaya cerdas pembangunan ekonomi dan teknologi Indonesia sehingga kakak-kakak perempuan dan ibu-ibu kita tidak perlu menjadi budak negara lain yang penuh dengan romantika penghinaan dan kekejaman kemanusiaan.

Dengan hal itu tidaklah hanya menjadi khayalan dan harapan bahwa Indonesia mampu bangkit dari berbagai keterpurukan yang melandanya selama ini. Apakah sulit memulai hal ini? Itu bisa terjawab oleh hati pembaca masing-masing. Tapi yang jelas penulis hanya bisa mengatakan hal itu sangat sulit untuk dilakukan kecuali bagi yang berjiwa pahlawan,berani bekerja keras sesuai dengan bidang apapun,di manapun,&kapanpun. Karena “Sukses suatu bangsa adalah Akumulasi Sukses Individu” (Marwah Daud Ibrahim,Ph.D). Maka Jadilah pahlawan itu!!!

Cp.gagah9787@gmail.com

1 komentar:

Berusaha menjadi yang terbaik mengatakan...

kata temen2 cukup bagus?? gimana dari temen2 DKP y???